Senin, 14 Maret 2016

Deparpolisasi atau Reparpolisasi

Ignas Iryanto

Parpol marah pada Ahok karena konon Ahok melakukan langkah deparpolisasi. Ada yang mengatakan deparpolisasi itu maksudnya pelemahan peran parpol dalam politik. Sebenarnya siapa yang melakukan deparpolisasi ?

Saya berani mengatakan yang melakukan deparpolisasi adalah parpol sendiri.

Bukan rahasia lagi betapa muaknya rakyat saat ini terhadap perilaku para politisi, baik yang disenayan maupun yang di luar senayan. Korupsi yang luarbiasa, berbagai kasus moral, gaya gaya norak dan kampungan yang ditunjukkan serta berbagai langkah yang jauh dari "berpihak pada rakyat", sok kuasa dll...terus menerus dilihat oleh rakyat langsung atau tidak langsung. Konflik internal yang diselesaikan dengan cara sok kuasa, konflik internal yang bertele-tele yang mempertontonkan trik trik kotor dalam politik sudah sangat menjemukan dan memuakan. Model model intervensi ke dalam pemerintahan yang justru destruktif juga sangat menyebalkan.


Dalam kondisi seperti ini, parpol berharap rakyat percaya pada parpol dan mau menitipkan seluruh kepentingan politik rakyat ke parpol. Wajar gak ? Gak lah....walaupun dalam tatanan demokrasi peran parpol tidak bisa dihilangkan. Namun bagaimana dia menjalankan peran tersebut akan memberi efek pada kepercayaan rakyat pada parpol.

Jadi ketika ada tokoh yang jelas jelas dalam seluruh kebijakannya memihak rakyat, dan rakyat harus memilih antara mendukung dia atau mendukung parpol, jelas rakyat akan memilih dia...walaupun segala macam fitnah ditujukan bagi orang itu. Ahok adalah fenomena unik. Ahok bukan tanpa kelemahan...namun kelemahannya lebih pada cara dia mengutarakan opininya. Substansinya didukung hampir seluruh warga. Jika rakyat disuruh memilih antara orang yang santun bicaranya namun tidak jelas pemihakannya pada rakyat dengan orang yang kasar bicaranya namun sangat tegas pemihakannya pada rakyat, mayoritas rakyat pasti memilih yang kedua.

Dari semua tokoh yang disebut sebut akan menandingi Ahok, hanya tokoh tokoh seprti Ridwan kamil, Risma yang mungkin bisa bertarung sengit dengan dia...karena dua tokoh itu juga jelas sikapnya dalam memihak rakyat yang dipimpinnya. Namun seperti yang sudah pernah saya tuliskan sebelumnya, tokoh tokoh itu se-visi dengan Ahok jelas tidak akan maju menantang Ahok..mereka tahu, mereka berada dalam satu team walaupun bekerja di tempat yang berbeda....memajukan rakyat ini...mensejahterahkan rakyat ini..dan tidak terlalu pusing dengan intervensi partainya. (walaupun ke publik mereka ungkapan alasan yang lain). Ahok kini memilih lebih tegas, tidak mau diintervensi partai apapun karena itu memilih jalur independen.

Satu tokoh yang juga disebut akan maju adalah Sandiago S Uno, adalah pemimpin dari dunia korporasi yang juga punya hati yang merakyat, sederhana dan juga santun. Dia bisa jadi alternatif saat ini.....karena kesantunan pak Sandy adalah kesantunan yang substantif. Namun sampai saat ini beliau belum banyak turun ke lapisan bawah sehingga cukup dikenal. Akan sangat menarik, jika keduanya maju dan melihat debat antara keduanya. Jika nama nama yang lain itu, lupakan sajalah baik yang Prof maupun yang musisi atau ibu ibu yang bisanya mencopy program yang sudah dijalankan Ahok.

Banyak yang sebenarnya bisa jadi pemimpin yang baik, di daerah daerah maupun juga pada skala nasional. Namun umumnya malas untuk muncul karena kemunculannya umumnya HARUS melewati partai politik yang memuakan itu. Sayang sebenarnya. Di satu provinsi di timur, ada gubernur yang tidak punya prestasi apa apa, ingin mengajukan istrinya jadi penggantinya serta adiknya menjadi walikota....hanya karena sang gubernur menguasai suara dan keputusan partai. Ini satu contoh betapa memuakannya cara partai melakukan rekruitman pemimpin.

Fenomena Ahok punya satu pesan yang tegas buat partai politik: BERUBAHLAH !!!!

Ini bukan deparpolisasi..namun sentakan agar segera dilakukan :Revitalisasi Parpol....dus bukan Deparpolisasi namun starting point dari REPARPOLISASI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar